November 22, 2004

Delapan Hambatan Dalam Mencari Pekerjaan

Oleh Drs. SUKMANA

UNTUK mendapatkan pekerjaan yang didambakan tidaklah gampang. Ini terjadi karena pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Setiap tahun calon tenaga kerja semakin bertambah, sementara lapangan kerja baru tidak banyak bertambah. Kesenjangan ini semakin sulitnya mencari lowongan pekerjaan. Akibatnya pengangguran semakin banyak, baik lulusan sekolah menengah maupun lulusan perguruan tinggi.

Di samping itu, dalam mencari pekerjaan dihadapkan kepada berbagai hambatan. Biasanya ada delapan hambatan dalam menemukan pekerjaan yang cocok dengan karakteristik dirinya.

Untuk itu, para calon pegawai harus memahami dan mengatasi hambatan-hambatan yang timbul. Apabila mampu mengatasi hambatan tersebut, maka peluang untuk bekerja terbuka lebar.

Pertama, belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri, akibatnya calon pegawai tidak bisa mengembangkan diri yang dapat dijadikan modal untuk mencari pekerjaan. Padahal, berdasarkan kemampuan diri tersebut, calon pegawai dapat menentukan jenis pekerjaan yang diminati.

Kedua, kurang memiliki keterampilan. Sebagaimana kita maklumi untuk bekerja diperlukan keterampilan khusus. Sebuah perusahaan atau instansi pemerintah mensyaratkan pelamar harus memiliki keterampilan komputer dan bahasa Inggris.

Ketiga, belum mempunyai pengalaman kerja. Pengalaman kerja sering menjadi batu sandungan bagi para pelamar. Ini terjadi karena di antara perusahaan ada yang meminta calon tenaga kerja berpengalaman di bidangnya. Misalnya harus mempunyai pengalaman kerja minimal dua tahun. Di pihak lain, pelamar belum mempunyai pengalaman sama sekali. Akhirnya, lowongan yang tersedia tidak bisa diisi calon tenaga kerja.

Keempat, terlalu memilih pekerjaan. Di antara calon tenaga kerja ada yang suka pilih-pilih pekerjaan atau merasa gengsi bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Ini biasanya terjadi karena menginginkan pekerjaan hebat, tapi tidak ditunjang dengan kemampuan yang memadai. Dengan kata lain, dalam mencari pekerjaan tidak realitas.

Kelima, kurang punya informasi. Mencari atau melamar pekerjaan peluangnya akan sedikit apabila hanya mengandalkan satu sumber. Artinya, semakin sedikit informasi yang dimiliki, maka akan semakin sedikit pula kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Seiring dengan itu, pilihan pekerjaan pun jadi terbatas. Padahal sumber lowongan kerja itu banyak. Misalnya di koran, televisi, radio, depnaker, teman, internet, pegawai sebuah perusahaan atau instansi pemerintah.

Keenam, tidak cocok antara karakteristik diri dengan lowongan pekerjaan. Sebenarnya tiap hari ada saja lowongan pekerjaan. Masalahnya, karakteristik pelamar tidak sesuai dengan permintaan perusahaan. Akibatnya, calon tenaga kerja tetap nganggur, sementara perusahaan mengalami kesulitan untuk merekrut tenaga yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Ketujuh, mudah menyerah. Kadang-kadang calon tenaga kerja tidak mau berusaha dengan keras dalam mencari pekerjaan. Ditolak oleh satu perusahaan, langsung menyerah. Dengan kata lain, kurang agresif dalam memburu pekerjaan.

Kedelapan, miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian. Begitu juga dengan pekerjaan. Kita tidak akan mendapatkan pekerjaan kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Calon tenaga kerja yang tidak mempunyai cita-cita akan kehilangan arah atau tujuan yang hendak dicapai, yakni pekerjaan.

Oleh karena itu, dalam mencari pekerjaan harus realistis. Pertama-tama harus memahami diri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dengan pemahaman ini diharapkan bisa mengembangkan diri, sehingga memiliki keterampilan yang memadai.

Keterampilan yang telah diperoleh selanjutnya dipraktikkan dalam dunia kerja seperti magang. Melalui magang ini diharapkan mempunyai pengalaman yang dapat dijadikan modal untuk melamar pekerjaan. ***

Penulis adalah Guru Pembimbing dan Pembina Mading, SMUN 10 Bandung.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home